Senin, 30 Mei 2011

Ternyata ada juga burung beracun di Bumi ini, konon katanya burung beracun ini hanya ada satu jenis di dunia yang bernama Hooded Pitohui. Burung Hooded Pitohui ditemukan di Papua Nugini, pertahanan mereka terhadap pemangsa yang walaupun sederhana tapi menakjubkan adalah mereka beracun.



Pitohui memakan beberapa jenis kumbang yang mengandung neurotoxin kuat dan mengandung alkaloid yang dikenal sebagai batrachotoxin (racun yang juga ditemukan pada kulit dari Katak Panah Beracun Amerika Selatan).

Dengan makan kumbang, burung-burung menjadi beracun, toksin mereka terdapat pada bulu dan kulit. Mereka benar-benar dikenal oleh penduduk setempat sebagai “burung sampah”, karena toksisitasnya membuat tidak mungkin untuk dimakan kecuali kulit dan bulu mereka dicabut.


Menyentuh Hooded Pitohui dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan, kulit terbakar dan bersin, seperti yang dilaporkan oleh para ilmuwan yang menangani makhluk itu, sedangkan memakan mereka mungkin akan jauh lebih berbahaya.

Untuk memperingatkan sifat toksisitasnya, burung ini memiliki warna terang oranye dan warna hitam yang memungkinkan calon predator untuk mengenalinya. Dan diyakini bahwa Hooded Pitohui dapat menggosok toksin pada telur dan anaknya untuk melindungi mereka dari predator.

SUMBER : APA KABAR DUNIA.COM

Proses Terbentuknya bulan 4 Miliar Tahun Yang Lalu

Teori ‘Giant Impact’ merupakan hipotesa bagaimana proses terbentuknya bulan. Ilmuwan berteori, Bulan terbentuk akibat bergabungnya serpihan-serpihan pecahan Bumi yang ketika itu masih muda bertabrakan dengan benda langit berukuran sebesar planet Mars.

http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/05/27/112005_giant-impact--teori-bagaimana-terbentuknya-bulan_300_225.jpg


Salah satu bukti yang mendukung hipotesa ini adalah contoh-contoh bebatuan yang diambil para astronot saat mengunjungi Bulan. Dari bebatuan itu, terindikasi bahwa permukaan Bulan sebelumnya berbentuk cair dan kemungkinan ia memiliki inti kecil dari besi dengan kepadatan yang lebih rendah dibanding Bumi.

Adapun benda langit yang menghantam Bumi disebut sebagai Theia, diambil dari nama dewi bangsa Yunani, yang merupakan ibu dari Selene, dewi Bulan.

Menurut teori Giant Impact, Theia terbentuk bersama dengan planet-planet lainnay di tata surya sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Ia mengitari Matahari dalam orbit yang kurang lebih sama dengan Bumi sekitar 60 derajat di depan atau di belakang Bumi.

Stabilitasnya dalam mengitari Bumi kemudian terganggu karena Theia kemudian tumbuh melampaui batas maksimal 10 persen massa planet Bumi. Akibatnya, gaya gravitasi membuat Theia meninggalkan posisi orbitnya dan mendekati Bumi lalu saling bertabrakan.

Menurut para astronom, tabrakan antara Bumi dan Theia terjadi sekitar 4,53 miliar tahun lalu, atau sekitar 30 sampai 50 juta tahun setelah terbentuknya sistem tata surya. Akan tetapi, dari bukti-bukti terakhir, terindikasi bahwa tabrakan itu terjadi lebih lambat, yakni 4,48 miliar tahun lalu.

SUMBER : APA KABAR DUNIA.COM